Kompolnas: Penembak Polri dari Kelompok Radikal

Written By bopuluh on Sabtu, 14 September 2013 | 00.27


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Kepolisian Nasional Adrianus Meliala mengatakan, aksi penembakan polisi yang terjadi dalam dua bulan terakhir berasal dari kelompok radikal. Densus 88 Anti Teror dan petugas reserse diminta untuk mengecilkan target kelompok yang diduga pelaku.

"Sebetulnya nggak perlu intelegensi yang tinggi-tinggi amat. Kalau kita kaitkan kelompok satu dengan yang lain, memang tidak jauh dari kelompok radikal," ujar Adrianus dalam diskusi di Jakarta, Sabtu (14/9/2013).

Hal tersebut, lanjutnya, terlihat dari empat aspek seperti motif, pesan, kemampuan menembak, dan akses bersenjata. "Dari segi motif, betapapun Polri dibenci, tidak ada yang mengatakan polisi halal dibunuh. Hanya sedikit sekali," kata Adrianus.

Dengan demikian, Adrianus menilai solusi untuk menghindari kasus penembakan terhadap polisi kembali terulang bukan dengan melengkapi polisi dengan rompi antipeluru atau pun senjata.

"Polisi fokus saja pada upaya mencari pelakunya. Ini memang bukan pekerjaan polisi, tapi tugas Densus dan Reskrim yang fokus pada ini," ucapnya.

Adrianus juga meminta peran serta masyarakat untuk membantu aparat kepolisian mencari pelaku aksi penembakan ini.

Rentetan penembakan polisi

Penembakan yang menewaskan Bripka Sukardi, Selasa (10/9/2013), menambah deretan korban penembakan polisi oleh orang tak dikenal dalam dua bulan terakhir. Dengan kematian Sukardi, empat polisi tewas dan satu polisi yang lain terluka.

Selain Sukardi, polisi yang tewas ditembak oleh orang tak dikenal di sekitar Jakarta selama dua bulan ini adalah Aiptu Dwiyatno, Aiptu Kushendratna, dan Bripka Ahmad Maulana. Aiptu Dwiyatno ditembak oleh orang tak dikenal pada 7 Agustus 2013 di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Selang sepekan, tepatnya satu hari sebelum perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia, giliran Aiptu Kushendratna dan Bripka Ahmad Maulana tewas ditembak di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten. Sementara seorang anggota polisi yang selamat, meski juga ditembak, adalah Aipda Patah Saktiyono.

Penembakan terjadi pada 27 Juli lalu di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Patah adalah anggota Satuan Lalu Lintas Polsek Metro Gambir, Jakarta Pusat.

Editor : Hindra Liauw


Anda sedang membaca artikel tentang

Kompolnas: Penembak Polri dari Kelompok Radikal

Dengan url

http://healthynutritionofchildren.blogspot.com/2013/09/kompolnas-penembak-polri-dari-kelompok.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Kompolnas: Penembak Polri dari Kelompok Radikal

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Kompolnas: Penembak Polri dari Kelompok Radikal

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger