JAKARTA, KOMPAS.com – Pemilihan Akil Mochtar menjadi hakim konstitusi untuk periode kedua kembali dipersoalkan. Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Gerindra Martin Hutabarat mengatakan bahwa seleksi terhadap Akil memang dilakukan secara tertutup di mana kesepakatan memperpanjang masa jabatan Akil dilakukan di saat sebagian besar anggota Komisi III DPR tengah melakukan kunjungan kerja ke luar kota.
"Saya mengiyakan pernyataan Refly Harun bahwa ada kejanggalan di Komisi III DPR dalam memperpanjang masa jabatan Akil Mochtar sebagai hakim konstitusi tanpa melalui fit and proper test. Saya sendiri merasakan kejanggalan itu, karena proses penetapan untuk memperpanjang masa jabatan Akil ini aneh," ujar Martin di Jakarta, Senin (14/10/2013).
Martin menjelaskan DPR memiliki hak untuk memilih tiga hakim konstitusi. Pemilihan di DPR, kata Martin, biasanya dimulai dengan proses pengumuman di surat kabar secara terbuka dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk melamar. Mereka yang dinyatakan memenuhi syarat kemudian mengikuti uji kepatutan dan kelayakan di DPR.
"Namun pada kasus Akil, proses ini tidak ditempuh secara wajar, tiba-tiba saja diberitahu bahwa Komisi III DPR sudah setuju memperpanjang masa jabatan Akil Mochtar sebagai hakim MK. Jadi prosesnya di Komisi III sangat singkat dan agak tertutup. Sebagian kita, karena bertugas 3-4 hari di luar kota, bisa tidak banyak tahu soal ini," ucap Martin.
Martin mendukung upaya untuk mencabut wewenang DPR dalam memilih pejabat publik, terutama hakim agung dan hakim konstitusi. Hal ini, lanjut Martin, karena proses seleksi di DPR selama ini hanya mementingkan kepentingan partai.
Seperti diketahui, Akil menjabat sebagai hakim konstitusi sejak tahun 2008 melalui seleksi di DPR. Masa jabatan Akil habis pada 16 Agustus 2013. Namun, masa jabatan itu diperpanjang oleh Komisi III DPR hingga tahun 2018 mendatang.
Pada bulan Maret 2013, Akil hanya ditanyakan kesediaannya ingin melanjutkan masa tugasnya atau tidak. Ketika itu, Akil menyanggupi kembali maju sebagai hakim konstitusi. Komisi III DPR pun sepakat untuk kembali mengajukan Akil.
Menurut pakar hukum tata negara Refly Harun, saat itu tidak ada proses penampungan masukan dari masyarakat. Akil dipilih tanpa mempertimbangkan kritik yang selama ini ditujukan kepada mantan politisi Partai Golkar tersebut.
Editor : Caroline Damanik
Anda sedang membaca artikel tentang
\"Memang Ada Kejanggalan dalam Perpanjangan Masa Jabatan Akil Mochtar\"
Dengan url
http://healthynutritionofchildren.blogspot.com/2013/10/ada-kejanggalan-dalam-perpanjangan-masa.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
\"Memang Ada Kejanggalan dalam Perpanjangan Masa Jabatan Akil Mochtar\"
namun jangan lupa untuk meletakkan link
\"Memang Ada Kejanggalan dalam Perpanjangan Masa Jabatan Akil Mochtar\"
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar