Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Tiga Jam, Ita dan Tiga Anaknya Terjebak dalam Baku Tembak

Written By bopuluh on Kamis, 09 Mei 2013 | 00.27

BANDUNG, KOMPAS.com - Pada Rabu (8/5/2013) siang itu, Ita Rosita (35) dan ketiga anaknya tengah bersantai di rumah kontrakannya, di Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah Hilir, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. Tiba-tiba, dari rumahnya yang berukuran sekitar 5x5 meter, Ita mendengar suara letusan senjata api dari luar. Ia dan ketiga anaknya masih balita, kaget. Tembakan senjata api pertama kali terdengar pukul 11.00 WIB, mengarah ke rumahnya.

Tak hanya suara tembakan, ia juga mendengar derap langkah kaki sejumlah orang yang tak dikenalnya. Ita tak tahu apa yang terjadi. Ketakutan pun menyeruak di benaknya. Namun, ia tetap berusaha tenang, demi menjaga ketenangan ketiga anak yang dipeluknya.

Saat itu, tengah terjadi baku tembak antara Tim Densus 88 dengan empat orang yang diduga teroris di Desa Cigondewah. Selama tiga jam, Ita mendengar jelas suara tembakan yang mengenai tembok rumahnya. Namun, ia tak mengetahui bagaimana caranya para terduga teroris itu menembak ke arah rumahnya.

"Tapi tembakannya tidak panjang, hanya sekali-sekali saja," ujar wanita asli Bekasi itu, saat ditemui di rumahnya, Kamis (9/5/2013).

Sesekali, Ita berusaha melongok ke luar rumah untuk mengetahui apa yang terjadi. Ia terkejut ketika mendapati pelataran rumahnya dijadikan arena pertempuran senjata api bak film aksi di layar kaca. "Anak saya tidak takut. Cuma, anak saya yang paling kecil terbangun dari tidurnya karena kaget," ujarnya.

Menurut Ita, rumah kontrakannya sangat strategis karena tembok penghalang dengan jalan di sampingnya berhadapan langsung dengan belakang rumah yang ditempati empat orang terduga teroris. Rumahnya berada paling ujung di antara jejeran rumah petak kontrakan.

"Rumah saya dijadikan tempat ngumpet-nya anggota Densus. Mereka nembak dari rumah saya," kisah Ita.

Selama tiga jam itu, Ita memanjatkan doa agar diberi keselamatan. Setelah tiga jam, baku tembak pun berakhir. Ita dan ketiga anaknya langsung diungsikan ke rumah tetangganya, sekitar pukul 14.00 WIB. 

"Ada empat orang polisi berpakaian preman yang menggedor pintu. Saya sama tiga anak saya terus diungsikan. Tempatnya dua rumah di belakang rumah saya," kata dia.

Namun, saat diungsikan itu, masih terdengar suara tembakan. Pada Rabu malam, Ita akhirnya bisa kembali ke rumahnya, setelah dipastikan aman oleh polisi.

" Ya, tidur aja enggak nyenyak, masih was-was," ujar Ita.

Editor :

Inggried Dwi Wedhaswary


00.27 | 0 komentar | Read More

Iwan Fals Siap Gempur Purwakarta dengan Lagu Anyar

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah beredarnya isu meninggal dunia dirinya, penyanyi kawakan Iwan Fals justru siap menggelar konser di Purwakarta, Kamis (9/5/2013) malam ini. Konser yang akan digelar di Lapangan Yon Armed 9, Sadang itu merupakan konser ketiga dari rangkaian 15 konser Iwan yang bertajuk Top Concert Iwan Fals 2013.

Public Relations Top Coffee, Jessica Kartika, mengungkapkan, dalam acara yang didukung Top Coffee itu, Iwan Fals dan bandnya akan menyanyikan sejumlah lagu baru, dari album yang akan diluncurkan pertengahan 2013 mendatang. Salah satu lagu terbaru Iwan yang akan dibawakan adalah lagu berjudul Kopi, Sumber Inspirasiku.

"Lagu ini diciptakan Iwan Fals karena merasa mendapatkan inspirasi kopi," kata Jessica. Selain itu, lanjut dia, konser ini sekaligus menepis isu yang sempat beredar sebelumnya bahwa pelantun tembang Bongkar itu meninggal dunia.

"Konser ini menegaskan bahwa Iwan Fals dalam kondisi baik, sehat, serta siap menghibur seluruh masyarakat," tandas dia.

Pihak manajemen Iwan Fals juga menyayangkan mencuatnya isu meninggal dunia tersebut.

Menurut Titin, perwakilan manajemen Iwan Fals, isu itu menimbulkan ketidaknyamanan dan banyak pertanyaan, baik secara personal maupun melalui manajemen.

"Dengan ini kami sampaikan bahwa Iwan Fals dalam kondisi sehat walafiat. Alhamdulillah saat ini masih beraktivitas seperti biasa. Bahkan, Iwan tengah disibukkan dengan tur bersama Top Coffee di Purwakarta," kata Titin.


00.27 | 0 komentar | Read More

Kaki Tangan Napi Bandar Narkoba Tertangkap

Written By bopuluh on Selasa, 07 Mei 2013 | 00.27

Kaki Tangan Napi Bandar Narkoba Tertangkap

Penulis : Alfiyyatur Rohmah | Selasa, 7 Mei 2013 | 14:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga pengedar narkoba di pos satpam Perumahan Taman Palem, Cengkareng, Jakarta Barat, ditangkap petugas Polsek Kalideres. Narkoba yang diamankan sebanyak 20 Kg narkotika golongan satu dalam bentuk daun ganja kering.

"Salah satu tersangka merupakan residivis," kata Kapolsek Kaliders Komisaris Polisi Danu Wiyata di Mapolsek Kalideres, Selasa (7/5/2013).

Danu mengatakan, tersangka yang menjadi residivis bernama Yogan Sumambed (28). Sedangkan dua tersangka lainnya bernama Slamet (28) dan Bobi Listantu Supandi (29).

Slamet merupakan petugas keamanan di pos keamanan Taman Palem. Sedangkan Bobi merupakan teman sesama pemakai yang bekerja sebagai buruh bangunan. Slamet dan Bobi mendapatkan barang tersebut dari Yogan yang dikendalikan oleh IS.

Saat ini IS masih berada di dalam Lembaga Pemasyarakatan (LP) Tangerang Kota. Kemudian barang dari Yogan diecerkan oleh Slamet dan Bobi kepada pemakai ganja di sekitar Kalideres, Jakarta Barat.

Dari keterangan yang telah didapatkan, Yogan mendapatkan barang dari pelaku Y. Saat ini, Y masih dalam pencarian Polsek Kalideres.

Untuk mengumpulkan informasi, rencananya Polsek Kalideres akan meminjam tahanan IS dari LP Tangerang Kota. IS yang sudah dipenjara karena kasus yang sama tersebut sudah dipenjara sejak satu tahun lalu.

Kini ketiga tersangka dikenakan Pasal 114 Ayat (2) Sub 111 Ayat (2) UURI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Mereka dapat terjerat hukuman minimal 5 tahun penjara dan seberat-beratnya hukuman mati.

Editor :

Ana Shofiana Syatiri


00.27 | 0 komentar | Read More

11 Tahun Janji Tak Ditepati, Warga Manokwari Tutup Pabrik

11 Tahun Janji Tak Ditepati, Warga Manokwari Tutup Pabrik

Penulis : Kontributor Kompas TV, Budy Setiawan | Selasa, 7 Mei 2013 | 14:15 WIB

MANOKWARI, KOMPAS.com - Puluhan warga pemilik hak ulayat melakukan pemalangan terhadap perusahan pengalengan ikan, PT Pahala Yuantong Fishery Industries di Kelurahan Sowi, Distrik Manokwari Selatan, Papua Barat, Selasa (7/5/2013).

Pemalangan ini merupakan buntut dari kekecewaan warga Suku Arfak terhadap perusahaan yang belum memberikan jawaban pasti, kapan bakal dipekerjakan sebagai kompensasi tanah adat yang digunakan oleh perusahaan. Bukan sebentar, warga telah menunggu kepastian itu sejak 11 tahun terakhir.

Dalam aksinya, dengan menggunakan ranting kayu dan bambu serta drum bekas warga memblokade jalan masuk ke areal pabrik pengalengan ikan. Mereka juga menutup areal masuk gerbang utama perusahaan tersebut.

Pemilik Hak Ulayat, Dikson Indouw, mengatakan, awal berdirinya perusahaan yang dulunya bernama, PT Galaxi, tahun 2001 lalu, pernah menjanjikan pemuda pemudi masyarakat pemilik hak ulayat untuk bekerja di perusahaan ini. Namun, selama perusahaan PT Galaxi beroperasi dan bangkut serta diambil alih oleh PT Pahala Yuantong Fishery Industries, janji tersebut tidak pernah direalisasikan.

Masyarakat pun meminta ganti rugi atas berdirinya sejumlah bangunan milik perusahaan di lokasi tanah adat seluas kurang lebih empat hektar itu. "Kami masyarakat adat meminta ganti rugi kepada perusahaan sebesar Rp 5 miliar, dan kalau mereka tidak menyanggupi bayar, perusahaan segera meninggalkan lahan kami," tutur Dikson.

Menurut, Dikson, masyarakat pemilik hak ulayat selama ini cukup sabar menunggu kepastian dari perusahaan. Bahkan masyarakat juga telah bertemu dengan pimpinan PT Pahala Yuantong Fishery Industries di Jakarta. Namun belum ada jawaban pasti terkait persoalan ini.

Sementara pimpinan perusahaan PT Pahala Yuantong Fishery Industries, tidak berhasil dikonfirmasi terkait persoalan ini, karena terkendala masalah bahasa. Pejabat tersebut hanya dapat berbicara dengan bahasa Mandarin. Hingga kini masyarakat pemilik hak ulayat masih tetap bertahan diluar areal perusahaan, sambil menunggu penjelasan resmi dari pihak perusahaan. 

Editor :

Glori K. Wadrianto


00.27 | 0 komentar | Read More

Fathanah Hadiahi Honda Jazz untuk Model Cantik

Written By bopuluh on Senin, 06 Mei 2013 | 00.27

Fathanah Hadiahi Honda Jazz untuk Model Cantik

Penulis : Icha Rastika | Senin, 6 Mei 2013 | 14:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka kasus dugaan korupsi dan pencucian uang kuota impor daging sapi Ahmad Fathanah diketahui memberikan satu unit Honda Jazz putih kepada model cantik Vitalia Sesha. Honda Jazz bernomor polisi B 15 VTA tersebut sudah disita Komisi Pemberantasan Korupsi dari tangan Vitalia.

"KPK melakukan penyitaan berkaitan dengan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang dengan tersangka AF (Ahmad Fathanah) yang diduga dikuasi orang bernama Vitalia Sesha," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Senin (6/5/2013). Penyitaan dilakukan sejak pekan lalu.

Kini, Jazz putih itu diamankan di halaman parkir Gedung KPK, Jakarta. Vita sendiri sudah diperiksa KPK sebanyak dua kali. Kepada penyidik KPK, Vita mengaku diberikan mobil itu dalam rangka pertemanan. "Karena antara Vita dan Ahmad ini teman," kata Johan.

Adapun Vita dikenal sebagai model cantik. Wajahnya sempat menghiasi Majalah Popular World edisi Februari 2013. Selain Vita, KPK pernah memeriksa artis Ayu Azhari sebagai saksi bagi Fathanah. Ayu diperiksa terkait uang Rp 20 juta dan 18.000 dollar AS yang diterimanya dari Fathanah. Menurut Johan, uang itu diterima Ayu dari Fathanah sebagai uang muka pembayaran karena Ayu bersedia manggung di acara Partai Keadilan Sejahtera.

KPK menetapkan Fathanah sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana pencucian uang setelah sebelumnya menjerat dia dengan kasus dugaan tindak pidana kepengurusan kuota impor daging sapi. Fathanah dikenal sebagai orang dekat mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq. Dalam kasus dugaan korupsi kuota impor daging sapi, dia diduga bersama-sama Luthfi menerima pemberian hadiah atau janji dari PT Indoguna Utama.


00.27 | 0 komentar | Read More

Model Vitalia Juga Terima Jam Tangan Mewah dari Fathanah

Model Vitalia Juga Terima Jam Tangan Mewah dari Fathanah

Penulis : Icha Rastika | Senin, 6 Mei 2013 | 14:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain mendapatkan Honda Jazz, model cantik Vitalia Sesha juga menerima jam tangan merek Chopard dari Ahmad Fathanah, tersangka kasus dugaan korupsi dan pencucian uang kuota impor daging sapi. Harga jam tangan mewah asal Swiss yang didapat Vitalia itu ditaksir sekitar Rp 70 juta.

"Barang-barang, Honda Jazz, jam tangan Chopard itu menurut pengakuan diberkan oleh Ahmad Fathanah," kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Jakarta, Senin (6/5/2013). Baik Honda Jazz maupun jam tangan Chopard tersebut sudah disita KPK.

Menurut Johan, penyitaan dilakukan pada pekan lalu terkait penyidikan kasus dugaan pencucian uang yang dilakukan Fathanah. Terkait penyidikan kasus ini, KPK sudah dua kali memeriksa Vitalia. Johan menuturkan, saat diperiksa KPK, Vitalia mengaku, barang-barang itu diberikan Fathanah kepadanya karena hubungan pertemanan.

"Karena Vita dan AF (Ahmad Fathanah) ini teman, jadi itu posisinya," ujar Johan.

Selain Vita, KPK pernah memeriksa artis Ayu Azhari sebagai saksi bagi Fathanah. Ayu diperiksa terkait uang Rp 20 juta dan 18.000 dollar AS yang diterimanya dari Fathanah. Menurut Johan, uang itu diterima Ayu dari Fathanah sebagai uang muka pembayaran karena Ayu bersedia manggung di acara Partai Keadilan Sejahtera.

KPK menetapkan Fathanah sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana pencucian uang setelah sebelumnya menjerat dia dengan kasus dugaan tindak pidana kepengurusan kuota impor daging sapi. Fathanah dikenal sebagai orang dekat mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq. Dalam kasus dugaan korupsi kuota impor daging sapi, dia diduga bersama-sama Luthfi menerima pemberian hadiah atau janji dari PT Indoguna Utama.


00.27 | 0 komentar | Read More

Warga Ahmadiyah Salawu Blokade Jalan

Written By bopuluh on Minggu, 05 Mei 2013 | 00.27

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Beberapa warga Ahmadiyah di Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, memblokade jalan memasuki kampungnya untuk mengantisipasi serangan susulan, Minggu (5/5/2013).

Pantauan Kompas.com, sejumlah warga Ahmadiyah melengkapi dirinya dengan balok kayu, golok, dan batang besi. Jalan menuju Kampung Kutawaringin, Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, dihalangi batang bambu menghalangi jalan. Bahkan, beberapa warga yang hendak masuk ke kampung itu pun diperiksa sebelum ke perkampungan.

"Saya di sini hanya berjaga-jaga saja apabila terjadi penyerangan susulan," jelas juru bicara Ahmadiyah Kecamatan Salawu, Dodi, kepada sejumlah wartawan, Minggu (5/5/2013).

Pada Minggu dini hari, sekelompok massa menyerang sebuah masjid dan sejumlah rumah di Kampung Kutawaringin. Tercatat 20 rumah milik warga Ahmadiyah rusak akibat serangan itu.

"Setelah kami periksa akibat penyerangan sekelompok orang sebanyak 20 rumah rusak di sini, dan satu masjid," jelas juru bicara Ahmadiyah Kecamatan Salawu, Dodi, di lokasi kejadian, Minggu siang.

Sesuai data yang berhasil dikumpulkan, lanjut Dodi, rumah warganya yang rusak itu sebagin besar mengalami pecah kaca dan perabotan rumah di dalamnya. Saat ini, mereka masih membersihkan puing-puing kerusakan di rumahnya masing-masing.

"Sekarang warga masih dibereskan oleh para pemiliknya. Mereka pun sempat akan dievakuasi, tapi mereka gak mau meninggalkan perkampungan," kata Dodi.


00.27 | 0 komentar | Read More

Pemilu 2014 Cuma Pesta yang Untungkan Parpol

Pemilu 2014 Cuma Pesta yang Untungkan Parpol

Penulis : Indra Akuntono | Minggu, 5 Mei 2013 | 14:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang 2014, semua partai politik gembar-gembor menyuarakan suara perubahan dengan janji manis politik bersih, dan jujur. Namun, masyarakat tak bisa berharap banyak dari pemilihan umum di 2014 karena semua polanya masih berjalan sama seperti sebelumnya.

"Jangan terlalu banyak berharap di 2014, ini cuma pesta politik biasa yang menguntungkan partai politik," kata Direktur Lembaga Pemillih Indonesia (LPI) Boni Hargens dalam diskusi bertajuk "Ranking Parpol Berdasarkan Bedah Kualitas Caleg 2014", di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (5/5/2013).

Boni menjelaskan, indikator dari ungkapannya itu didasari oleh sejumlah hal. Salah satunya adalah potret dari 90,5 persen anggota DPR saat ini yang kembali maju menjadi caleg di 2014.

Dari caleg wajah lama itu, Boni tidak melihat adanya proses seleksi terhadap caleg petahana. Sehingga caleg petahana yang malas dan rajin, yang bermasalah atau tidak, tetap dicalonkan kembali oleh masing-masing partainya.

Boni menilai, kondisi anggota legislatif di 2014 tidak akan mengalami kemajuan selama bakal calon legislatifnya masih banyak diisi oleh orang-orang lama. "Kami menilai karakter dan kualitas DPR di 2014 dengan 2009 tak ada perubahan signifikan," ujarnya.

Editor :

Ana Shofiana Syatiri


00.27 | 0 komentar | Read More

Masuk DPR, Tak Ada Kata Belajar

Written By bopuluh on Sabtu, 04 Mei 2013 | 00.27

Masuk DPR, Tak Ada Kata 'Belajar'

Sabtu, 4 Mei 2013 | 14:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Komunikasi Politik dan Peneliti DPR Lely Arianie Napitupulu mengatakan, tidak ada kesempatan atau waktu buat calon anggota legislatif untuk belajar di DPR. Mereka yang terpilih sebagai wakil rakyat sudah harus siap bekerja.

"Tidak ada kata belajar bagi mereka yang ingin masuk ke parlemen. Tapi mereka yang bisa praktikkan kemampuan bahasa politiknya," ujar Lely, dalam diskusi bertajuk 'Bukan Caleg Biasa' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (4/5/2013).

Menurut Lely, banyak anggota DPR yang mengalami gegar budaya (shock culture) ketika menjadi anggota DPR. Mereka dituntut untuk serba bisa tapi pengetahuan terbatas.

"Sepanjang pengamatan saya, politisi yang tidak melalui proses meretokrasi ada gegar budaya. Harus dituntut bicara semua hal," kata dia.

Lely juga menyatakan tidak setuju jika seseorang yang baru menjadi anggota sebuah partai politik langsung menjadi calon anggota legislatif. Setidaknya, menurut dia, dibutuhkan waktu lima tahun terjun di politik sebelum maju menjadi caleg.

"Mereka harus mengerti fungsi budgeting, pengawasan dan legislasi," terangnya.

Lantas, ia mencontohkan Partai Demokrat yang memenangkan Pemilu 2009 dan berhasil menempatkan 148 orang di DPR. Akan tetapi, sosok yang berbicara di media atau tampil ke publik hanya segelintir.

Berita jelang Pemilu 2014 dapat diikuti dalam topik:
Geliat Politik Jelang 2014
Verifikasi DCS Pemilu 2014
Kabar dari KPU

Editor :

Inggried Dwi Wedhaswary


00.27 | 0 komentar | Read More

Inilah Kekerasan yang Dilakukan Bos dan Centeng Pabrik

JAKARTA, KOMPAS.com - Aparat Polresta Tangerang melakukan rekonstruksi kasus "perbudakan" buruh pada sebuah pabrik limbah Kampung Bayur Opak RT 03 RW 06, Desa Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Tangerang, Sabtu (4/5/2013).

Rekonstruksi tidak dilakukan dilokasi melainkan di halaman Mapolresta Tangerang sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Berdasarkan hasil rekonstruksi adegan "perbudakan" itu, kepolisian menguak perbuatan tidak berperikemanusiaan dan sewenang-wenang yang dilakukan pemilik serta para centeng buruh pabrik terhadap para pekerjanya di sana.

"Pemukulan terjadi sejak awal buruh bekerja di tempat usaha tersebut," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Tangerang, Komisaris (Pol) Shinto Silitonga, dalam keterangannya kepada Kompas.com, Sabtu (4/5/2013) siang.

Shinto mengatakan, ada 83 adegan rekonstruksi. Empat orang sudah menjadi tersangka dalam kasus tersebut, termasuk si pemilik pabrik Yuki Irawan (41). Tiga tersangka lainnya adalah Tedi Sukarno (35), Sudirman alias Dirman (34), dan Nurdin alias Umar (25). Apa saja bentuk tindakan tidak manusiawi yang dilakukan para tersangka? Berikut esensi hasil rekonstruksi yang disampaikan Kasat Reskrim Polresta Tangerang, Kompol Shinto Silitonga :

1. Tersangka TS (35) telah melakukan kekerasan fisik terhadap 16 buruh dengan cara memukul dengan tangan, menampar, menendang, menyundutkan rokok, dan siram air panas.

2. Tersangka YI (41) telah melakukan kekerasan fisik terhadap 13 buruh dengan cara menampar, memukul dengan tangan, dorong kepala.

3. Tersangka S alias D (34) telah melakukan kekerasan fisik terhadap 4 buruh dengan cara menampar, memukul kepala dari belakang.

4. Tersangka N alias U (25th) telah melakukan kekerasan fisik terhadap 5 buruh dengan cara memukul dengan tangan, menampar, memukul kepala.

Sebelumnya, kepolisian bersama Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) membebaskan penyekapan sekitar 30 buruh pabrik wajan di Kampung Bayur Opak, Desa Lebak, Tangerang, Banten, Jumat (3/5/2013) sore.

Aktivis Kontras, Syamsul Munir, menjelaskan, awalnya pihaknya menerima pengaduan dari dua orang buruh yang berhasil kabur dari pabrik, yakni Andi (19) dan Junaedi (20). Saat itu, keduanya mengaku diperlakukan tak manusiawi oleh pemilik pabrik. Mereka harus bekerja dari pukul 06.00 WIB sampai tengah malam dengan hanya diberi dua kali makan, bahkan, mereka tak diberi gaji.

Editor :

Bambang Priyo Jatmiko


00.27 | 0 komentar | Read More

Furnitur Vintage dari Koper-koper Tua

Written By bopuluh on Jumat, 03 Mei 2013 | 00.27

www.houzz.com

Anda dapat membuat meja kecil, atau meja untuk sisi tempat tidur dengan cara menumpuk dua hingga tiga koper tua. Namun, sebelum pergi "berburu" koper tua, jangan lupa menetapkan ukuran yang Anda inginkan.

www.houzz.com

Koper juga bisa menjadi meja kopi bagi ruang tamu Anda. Buat koper menjadi lebih glamor dengan menempatkannya pada peti kaca.

www.houzz.com

Anda dapat membuat meja kecil, atau meja untuk sisi tempat tidur dengan cara menumpuk dua hingga tiga koper tua.

KOMPAS.com - Memiliki ruang yang memadukan cantiknya barang-barang vintage, serta efektifnya perabot modern adalah impian pecinta dekorasi bergaya ekletik. Anda juga bisa melakukannya di rumah.

Salah satu barang vintage bisa Anda pajang sekaligus berfungsi di rumah adalah koper-koper tua. Pernahkah Anda menyempatkan waktu mengunjungi Jalan Surabaya di Jakarta? Atau, bersediakah Anda menyusuri jalan-jalan kecil di Jatinegara untuk mencari barang-barang antik? Tunggu apa lagi, carilah koper antik dan segera jadikan koper tersebut keperluan rumah berikut ini:

Nightstand

Anda dapat membuat meja kecil, atau meja untuk sisi tempat tidur dengan cara menumpuk dua hingga tiga koper tua. Namun, sebelum pergi "berburu" koper tua, jangan lupa menetapkan ukuran yang Anda inginkan. Bila perlu, bayangkan bentuk koper sebelumnya untuk memudahkan Anda mencari.

Pilihlah koper dengan ukuran hampir sama. Selain itu, jangan lupa mencari koper dengan warna-warna berbeda untuk memberikan kesan unik.

Nighstand dengan "dudukan"

Selain menumpuk beberapa koper, Anda juga bisa memesan "dudukan" besi untuk koper Anda. Dengan cara ini, bagian bawah nightstand dapat Anda manfaatkan sebagai tempat penyimpanan atau Anda biarkan kosong agar ruangan tidak tampak penuh.

Rak buku, hiasan dinding

Hias dinding rumah Anda dengan menggunakan koper. Caranya, potong bagian pegangan koper dengan gergaji dan gunakan potongan tersebut sebagai rak. Mintalah bantuan profesional untuk memotong koper dan merekatkannya pada dinding.

Meja kopi dengan kejutan

Koper juga bisa menjadi meja kopi bagi ruang tamu Anda. Buat koper menjadi lebih glamor dengan menempatkannya pada peti kaca.

Selamat berburu dan berkreasi!


00.27 | 0 komentar | Read More

Asik Nonton Voli, Leher Disayat Belati dari Belakang

KENDAL, KOMPAS.com - Leher Nuryanto (33), warga RT01/06 Lomansari, Gempolsewu, Rowosari, Kendal, disayat belati dari belakang oleh Sugito (33) warga Kalirejo RT03/03 Kangkung, Kendal. Peristiwa itu terjadi saat Nuryanto sedang asik menyaksikan pertandingan voli di pinggir pantai Sendang Sikucing Rowosari, Kendal.

Leher Nuryanto pun sobek dan harus mendapat 20 jahitan. Sementara Sugito, babak belur dihakimi warga. Saat ini, Nuryanto masih dirawat di Puskesmas Rowosari II. Sementara, Sugito dirawat di Rumah Sakit Islam (RSI) Weleri.

Menurut keterangan Sugito, dia melakukan aksi itu karena tersinggung dengan perkataan Nuryanto, saat menyaksikan konser dangdut, Kamis siang. Saat itu, Nuryanto mengancam akan 'membawanya ke rumah sakit'. "Saya tersinggung, karena merasa diancam," kata Sugito, di RSI Weleri Kendal, Jumat siang.

Setelah menyayat Nuryanto, Sugito langsung dihakimi warga yang melihat kejadian tersebut. Akhirnya, ia mengalami luka di bagian kepala dan muka. "Saat 'dimassa' saya tidak sadar. Saya sadar setelah berada di rumah sakit," kata Sugito.

Ketika melakukan perbuatan tersebut, Sugito mengaku habis meminum minuman keras.

Sementara itu, secara terpisah, Nuryanto menjelaskan, saat kejadian dia bersama teman-temannya sedang asik nonton pertandingan bola voli. Tiba-tiba, lehernya di sayat dengan belati dari belakang. Setelah itu, ia mengaku tak sadarkan diri.

"Setelah sadar, saya sudah berada di puskesmas ini. Yang bawa saya, kakak," kata Nuryanto. Nuryanto mengaku tidak kenal dengan pelaku dan tidak pernah saling bertegur sapa.

Terkait dengan kasus ini, Kepala Humas Polisi Sektor (Polsek) Rowosari Kendal, Ipda Yukin menduga, kejadian itu kemungkinan berawal dari konser dangdut di Rowosari, Kamis siang. Mereka bersinggungan saat berjoget. Namun kesalahpahaman itu, sebenarnya sempat dilerai oleh petugas polisi. "Mungkin karena dendam, pelaku kemudian menyayat leher korban," kata Yukin.

Editor :

Glori K. Wadrianto


00.27 | 0 komentar | Read More

Tinggal di Samping Kelurahan, Amih Tak Kenal Lurah Warakas

Written By bopuluh on Kamis, 02 Mei 2013 | 00.27

JAKARTA, KOMPAS.com — Lurah Warakas Mulyadi, yang menolak sistem lelang jabatan, tak sepenuhnya mendapatkan dukungan dari warga Warakas. Warga yang tinggal tepat di samping kantor lurah justru tidak mengenal ataupun bertemu, apalagi turut membubuhkan tanda tangan di spanduk dukungan di depan kantor kelurahan.

"Kalau saya enggak ikut kasih tanda tangan dukungan. Kenal sama lurahnya saja enggak. Ngapain kasih tanda tangan," kata Amih (54), warga RT 014 RW 003, Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (2/5/2013).

Amih mengungkapkan, dirinya yang tinggal di samping kantor kelurahan bahkan tidak mengetahui aksi sebagian warga yang membubuhkan tanda tangan untuk mendukung Mulyadi. Padahal, tempat tinggalnya berdempetan dengan kantor kelurahan. Untuk itu, dia sempat mempertanyakan warga mana yang telah memberikan dukungan untuk lurah tersebut.

Secara pribadi, Amih setuju dengan program Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Menurut dia, jika lurahnya bisa bekerja dengan baik, tidak akan takut untuk mengikuti uji kompetensi dan lelang jabatan.

Amih pun menuturkan, meskipun tinggal dan membuka warung di samping kantor kelurahan, dirinya belum pernah bertemu lurah. Padahal, lurah Mulyadi sudah hampir tiga tahun menjabat di kelurahan tersebut.

Sementara Agus, warga setempat, mengatakan, dirinya tidak ada masalah jika lurah Warakas diganti. Pasalnya, tidak ada perubahan besar di kelurahan tersebut. Perubahan hanya terlihat di bangunan baru milik kelurahan.

"Lima kali ganti lurah juga enggak ada pengaruhnya. Jadi, ya lucu saja kalau sampai ada dukungan-dukungan tanda tangan warga itu," kata Agus.

Editor :

Ana Shofiana Syatiri


00.27 | 0 komentar | Read More

FITRA: 15 Kementerian Diindikasi Rugikan Negara Rp 8,3 Triliun

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2012 semester II, ditemukan 1.950 kasus dengan indikasi kerugian negara sekitar Rp 8,3 triliun dalam pengelolaan keuangan di 15 kementerian. Hal itu terungkap dari hasil telaah yang dilakukan Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), dalam rilis yang dikirimkan Direktur Investigasi dan Advokasi FITRA Uchok Sky Khadafi, Kamis (2/5/2013).

Berikut 15 kementerian tersebut:
1. Kementerian Kehutanan, ditemukan 278 kasus dengan indikasi kerugian negara sebesar Rp 7,1 triliun ditambah 36.138.280 dollar AS.

2. Kementerian ESDM, ditemukan 72 kasus dengan indikasi kerugian negara Rp 379 ,1 miliar ditambah 28.035.280 dollar AS.

3. Kementerian Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat, ditemukan 76 kasus dengan indikasi kerugian negara sebesar Rp 268 ,9 miliar.

4. Kementerian Pertanian, ditemukan 127 kasus dengan indikasi kerugian negara sebesar Rp 200 ,4 miliar.

5. Kementerian Komunikasi dan Informatika, ditemukan 198 kasus dengan indikasi kerugian negara sebesar Rp 174 miliar ditambah dengan 13.720 dollar AS.

6. Kementerian Agama, ditemukan 572 kasus dengan indikasi kerugian negara sebesar Rp 79 miliar ditambah 149.510 dollar AS.

7. Kementerian Sosial, ditemukan 115 kasus dengan indikasi kerugian negara sebesar Rp 17,6 miliar

8. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, ditemukan 115 kasus dengan indikasi kerugian negara sebesar Rp 17 miliar ditambah 186.800 dollar AS

9. Kementerian Perhubungan, ditemukan 167 kasus dengan indikasi kerugian negara sebesar Rp 11 miliar ditambah 145.130 dollar AS

10. Kementerian perumahaan Rakyat, ditemukan 138 kasus dengan indikasi kerugian negara Rp 7,9 miliar

11. Kementerian Kelautan dan Perikanan, ditemukan 138 kasus dengan indikasi kerugian negara sebesar Rp 7,6 miliar

12. Kementerian Koperasi dan UKM, ditemukan 17 kasus dengan indikasi kerugian negara sebesar Rp 5,7 miliar

13. Kementerian Hukum dan HAM, ditemukan 71 kasus dengan indikasi kerugian negara sebesar Rp 2,4 miliar

14. Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, ditemukan 14 kasus dengan indikasi kerugian negaran sebesar Rp 888 juta

15. Kementerian PAN dan Refromasi Birokrasi, ditemukan 6 kasus dengan indikasi kerugian negara sebesar Rp 566 juta

Uchok mengatakan, data tersebut menunjukkan ada masalah serius dalam pengelolaan APBN di kementerian yang dipimpin oleh menteri asal partai politik. "Indikasi kerugian negara ini sangat merugikan masyarakat sebagai pembayar pajak," kata Uchok.

Editor :

Inggried Dwi Wedhaswary


00.27 | 0 komentar | Read More

Gheskio, Memutus Wabah Kolera Lewat Arsitektur!

Written By bopuluh on Rabu, 01 Mei 2013 | 00.27

www.designboom.com

Desain bangunan ini menggabungkan strategi penanganan infeksi dengan teknologi berkelanjutan. Bangunan itu menggunakan 100 persen pencahayaan alami dan ventilasi udara untuk membuat penghuni fasilitas merasa nyaman.

www.designboom.com

Bangunan ini jgua menggunakan material lokal dan serta memanfaatkan hasil pelatihan penduduk lokal. Dengan cara ini, proyek ini menciptakan 80 pekerjaan baru dan mendistribusikan lebih dari 161.000 dolar AS pada ekonomi lokal.

www.designboom.com

Bangunan ini jgua menggunakan material lokal dan serta memanfaatkan hasil pelatihan penduduk lokal. Dengan cara ini, proyek ini menciptakan 80 pekerjaan baru dan mendistribusikan lebih dari 161.000 dolar AS pada ekonomi lokal.

KOMPAS.com - MASS Design Group, Sebuah firma nirlaba dari Boston, Amerika Serikat, kini tengah berada dalam proses konstruksi pembuatan pusat perawatan kolera Gheskio di Port-au-Prince, Haiti. Arsitektur fasilitas perawatan kolera ini didesain khusus sesuai kebutuhan penggunanya.

Fasilitas tersebut akan berisi sistem penjernihan air yang mampu membersihkan lebih dari 250.000 galon air setiap tahunnya. Dengan cara ini, Gheskio selangkah lebih maju dalam memecahkan siklus penyebaran penyakit kolera. Tujuannya, untuk secara penuh mampu memecahkan siklus infeksi kolera hingga ke sumbernya.

Desain bangunan ini menggabungkan strategi penanganan infeksi dengan teknologi berkelanjutan. Bangunan itu menggunakan 100 persen pencahayaan alami dan ventilasi udara untuk membuat penghuni fasilitas merasa nyaman.

Bangunan ini jgua menggunakan material lokal dan serta memanfaatkan hasil pelatihan penduduk lokal. Dengan cara ini, proyek ini menciptakan 80 pekerjaan baru dan mendistribusikan lebih dari 161.000 dolar AS pada ekonomi lokal.

Gheskio merupakan institusi pertama di dunia yang didedikasikan untuk melawan HIV/AIDS. Kini, organisasi tersebut melanjutkan gerakannya di bidang kesehatan, tepatnya berupa gerakan kemanusiaan di Haiti yang berkonsentrasi pada penanganan musibah bencana alam di negara tersebut.

Menurut situs resmi www.gheskio.org, organisasi tersebut sudah menyediakan layanan kesehatan di Haiti sejak 1982. Sejak saat itu, organisasi ini tidak pernah menutup pintunya bagi penduduk Haiti, apalagi sampai meminta bayaran. Kemudian, sejak musibah gempa bumi pada 2010, Gheskio menyediakan pendampingan kemanusiaan dan perawatan darurat bagi mereka yang terkena dampak musibah.


00.27 | 0 komentar | Read More

Kenap Balita Tak Boleh Akrab dengan Gadget

KOMPAS.com - Fakta menunjukkan, penggunaan gadget secara berlebihan di usia dini berpotensi menimbulkan efek buruk. Belum lama ini, seorang anak perempuan di Inggris berusia 4 tahun harus menerima perawatan dari psikiater karena mengalami kecanduan Ipad. Bocah yang tidak disebutkan namanya ini pun tercatat menjadi pecandu Ipad termuda di Inggris.

Dari sudut pandang ilmu kesehatan jiwa, penggunaan gadget di usia yang terlalu dini tidak disarakan. Balita bahkan "dilarang" memiliki keterikatan dengan peralatan elektronik atau sejenisnya karena dikhawatirkan dapat memberi efek mengganggu proses tumbuh kembangnya secara alami.

"Harusnya pada usia balita anak terikat dengan orangtua atau lingkungan sekeliling sehingga bisa belajar. Keterikatan pada gadget akan membatasi kesempatan anak untuk belajar dan berkembang," kata dr. Tjhin Wiguna, SpKJ(K), dari Divisi Psikiater Anak dan Remaja Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (FKUI/RSCM)  Jakarta.

Terbatasnya kesempatan untuk belajar, kata Tjhin, dikarenakan gadget hanya berkomunikasi satu arah, yakni merespon kemauan pengguna dalam hal ini balita.

Akibatnya, anak tidak dapat belajar secara alami bagaimana berkomunikasi dan sosialisasi. Anak juga tidak mampu mengenali dan berbagi aneka emosi, misal simpati, sedih, atau senang. Alhasil, menurut Tjhin, anak kurang mampu merespon apa yang terjadi di sekelilingnya baik secara emosi atau verbal. Terbatasnya respon anak akan mengganggu perkembangan kemampuannya untuk bergaul dan beradaptasi.

Kerugian lain dari keterikatan dengan gadget adalah gangguan pada kemampuan motorik kasar dan halus. Hal ini dikarenakan anak hanya melakukan sedikit gerakan untuk menggunakan gadget. "Paling hanya duduk atau menggerakkan jari. Padahal, kalau bermain di alam bebas semua anggota badan bergerak, termasuk koordinasi mata tangan untuk kematangan motorik halus," kata Tjhin.

Karena itulah, Tjhin menyarankan sedapat mungkin menghindari keterikatan balita dengan gadget. Namun bila keterikatan sudah terjadi orangtua diharapkan segera membawa ke psikiater atau psikolog terdekat.

Menurut Tjhin pertolongan yang diberikan sedini mungkin membantu mempercepat pemulihan pasien. Penderita gangguan keterikatan gadget pada usia balita lebih mudah ditolong daripada penderita usia dewasa. Hal ini dikarenakan cara pandang balita lebih mudah diubah daripada dewasa. "Sehingga balita lebih mudah menerima terapi dibandingkan dewasa," kata Tjhin.

Bentuk terapi yang diterima tiap pasien bisa jadi berbeda. Tjhin menerangkan biasanya pasien akan menerima terapi modifikasi perilaku. Namun sebelumnya harus diketahui bagaimana pola asuh dan kebiasaan anak.

Selama terapi perhatian anak akan dialihkan pada hal selain gadget. "Kita akan memperkenalkannya pada hal baru, atau sesuatu yang menarik perhatian di luar gadget. Karena itu harus diketahui bagaimana latar belakangnya," kata Tjhin

Keterikatan bukan ketergantungan

Tjhin menerangkan kasus anak suka bermain gadget lebih tepat disebut sebagai keterikatan dibanding ketergantungan. "Tumbuh kembang anak dan dewasa berbeda. Untuk anak lebih tepat disebut terikat karena tidak memenuhi kriteria diagnostik," kata Tjhin.

Kriteria diagnostik ini mencakup lamanya waktu bermain gadget. Balita biasanya tidak memainkan gadget lebih dari 5 jam. Hal ini berbeda pada orang dewasa yang bisa menghabiskan 24 jam dengan gadgetnya.

Walau demikian, keterikatan ini memunculkan efek psikologi yang merugikan. Tjhin mengatakan, anak akan merasa tidak nyaman tanpa gadget dan bisa "uring-uringan" sepanjang hari. Waktu yang dihabiskan juga semakin banyak demi menemukan rasa puas dan nyaman.

"Perlahan meningkat dari 1 jam, menjadi 4 jam, kemudian 5 jam. Hal ini disebut efek toleransi," kata Tjhin.

Timbulnya keterikatan menurut Tjhin dikarenakan pembiasaan yang terus dilakukan orangtua terhadap anak, terkait penggunaan gadget. Dalam hal ini orangtua mungkin sering menggunakan gadget dalam kesehariannya, misal mengalihkan perhatian anak ketika menangis.

"Anak itu sebetulnya mudah dikondisikan. Bila yang sering dihadapi gadget, tentu dia lebih terbiasa menghadapi perangkat teknologi tersebut," kata Tjhin.

Tjhin memperingatkan orangtua untuk sedapat mungkin mencegah keterikatan anak dengan gadget.  Orangtua perlu berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalkan penggunaan gadget, dan mengajak anak bermain. Berbagai stimulasi yang diberikan saat bermain akan berguna untuk tumbuh kembangnya.


00.27 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger