JAKARTA, KOMPAS.com - Suyatmi, warga Karang Anyar, Solo, Jawa Tengah, mendatangi Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta. Dia hendak bertanya kepada Jokowi, mengapa program kesehatannya di Solo tak berjalan lagi.
"Ke sini mau ketemu bapak (Jokowi), mau nanyakan kenapa program kesehatan saat dulu dia di Solo, sekarang enggak berjalan lagi," ujar Suyatmi, saat menunggu Jokowi di rumah dinasnya, Minggu (31/3/2013).
Menurut wanita berusia 42 tahun, adiknya bernama Purwanto (21) menjadi korban tabrak lari di Solo pada Desember 2012. Akibat kecelakaan tersebut, Purwanto mengalami patah tulang pada kaki kirinya, dan disarankan dokter harus diamputasi.
Sudah 3 bulan bolak-balik rawat jalan, mereka telah menghabiskan Rp 70 juta. "Soalnya setiap 2 minggu sekali datang habis Rp 1,5 juta," tuturnya sambil menitikkan air mata.
Menurutnya, ketika Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Solo, untuk memproses perawatan, semuanya berjalan dengan mudah.
"Dulu kita datang ke bapak (Jokowi) sekarang, besoknya sudah diproses. Tapi kalau sekarang harus ada uang dulu. Saya ketemu wali kota harus ribet dengan birokrasi," Kata Sumiyati.
Suyatmi mengaku sudah dua kali berusaha bertemu Jokowi. Pertama, ia datang ke Balaikota pada Minggu (17/2/2013). Saat itu ia diterima oleh ajudan Gubernur yang mengatakan Jokowi sedang rapat.
Kemudian ia kembali mendatangi Balai Kota untuk bertemu dengan Jokowi pada Rabu (27/2/2013). Saat itu, ia bertemu dengan petugas kemanan Balaikota.
"Saya ketemu lagi sama ajudannya, bilangnya lagi rapat, nanti kalau sudah selesai ditelepon. Tapi enggak ada kabarnya sampai sekarang. Saya jenuh makanya saya cari rumah dinas bapak di Suropati," ujarnya.
Suyatmi datang ke Jakarta dari Solo dengan menumpang kereta. Sesampainya di Jakarta, ia berjalan kaki dari Stasiun Gambir menuju Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta yang berada di Jalan Taman Suropati, Menteng.
"Saya juga bawa kwitansi surat diagnosa, pembayaran obat rumah sakit adik saya untuk bukti," tuturnya.
Editor :
Ana Shofiana Syatiri