Membawa sejumlah cool box berisi ikan cakalang (tuna), puluhan nelayan asal Manokwari, mendatangi Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan di Jalan Percetakan pada Sabtu (31/8/2013). Dalam aksi protesnya, para nelayan menumpahkan sebagian cool box berisi ikan dan kemudian ikan-ikan itu dilemparkan ke dalam halaman kantor.
Mereka juga melemparkan ikan-ikan ke sejumlah kaca kantor. Akibatnya, kaca jendela kantor hancur berantakan. Selain merusak kaca kantor, para nelayan juga merusak sejumlah fasilitas lainnya, serta menebang beberapa pohon yang berada di depan halaman kantor itu.
Aksi nelayan ini sebagai akumulasi kekecewaan akibat hasil tangkapan ikan yang membeludak di Manokwari, namun tidak dapat dijual ke daerah lain. Sebab, pengangkutannya ditolak oleh PT Pelni. Padahal, selama ini, pengiriman ikan ke daerah lainnya di Papua tidak pernah ada masalah karena telah mengantongi izin dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Manokwari.
Usai merusak kantor Dinas Perikanan dan Kelautan, puluhan nelayan kembali melancarkan aksi protes dengan mendatangi kantor PT Pelni cabang Manokwari di Jalan Siliwangi. Namun, aksi anarkis puluhan nelayan tidak berlanjut, setelah dilakukan pertemuan dengan pihak PT Pelni, yang dimediasi oleh Kapolres Manokwari dan Dandim 1703 Manokwari.
Akibat kejadian ini, aktivitas di pasar ikan Sanggeng lumpuh, tidak ada satu pun pedagang ikan yang menjual hasil tangkapan nelayan. Para nelayan pun mengancam tidak akan menjual hasil tangkapan mereka sebelum adanya penjelasan resmi dari pihak PT Pelni atas pembatalan pengiriman 60 ton ikan ke Nabire.
Editor : Ana Shofiana Syatiri